Analisa Laba Rugi Ternak Kambing



Analisa ternak kambing di halaman ini dipaparkan secara garis besar saja, sama halnya seperti analisa ternak bebek yang sudah pernah kita buat sebelumnya. Kebutuhan kambing di kawasan Asia khusunya Indonesia dan Timur Tengah memang meningkat setiap tahunnya. Hal ini mungkin karena adanya budaya Akikah dan Qurban, setiap hari selalu ada anak yang dikikah di satu kecamatan, berarti setiap hari minimal ada satu ekor kambing yang dipotong.

Harga daging kambing memang tidaklah semahal daging sapi tapi perawatan manajemen budidaya ternak kambing juga jauh lebih sederhana daripada ternak sapi, selain itu modal juga jauh lebih murah baik dari segi bibit, pakan ternak dan biaya kesehatan. Sangat jarang kita temukan ada petrnak kambing yang me-rugi di Indonesia ini.

Perhitungan laba rugi ternak kambing dapat di-analisa secara sederhana dengan menghitung faktor-faktor produksi dan membandingkannya dengan pendapatan total. Faktor-faktor produksi diantaranya: bibit, kandang, pakan, tenaga kerja dan biaya kesehatan ternak. Secara perhitungan angka-angka dapat dirinci sebagai berikut:
pakan konsentrat

Modal (faktor produksi) / 10 ekor:
Bibit (anak kambing) = Rp 2.000.000/ 10 ekor
Kandang dan peralatannya = Rp. 3.000.000 (kandang sederhana)
Pakan hijauan = Rp 60.000/ bulan
Pakan konsentrat = Rp. 120.000/ bulan
Upah tenaga kerja = Rp. 600.000/ bulan

Total pengeluaran bulan pertama= Rp. 5.780.000
Total pengeluaran 8 bulan berikutnya = 8 x 780.000 = 6.240.000
Total pengeluaran selama 9 bulan = Rp. 12.020.000

Harga jual saat ini = Rp. 1.300.000 (harga minimal kambing dewasa umur 9 bulan)

Pendapatan dari penjualan = 10 x Rp. 1.300.000 = Rp.13.000.000

Keuntungan yang didapat di periode I= Rp. 980.000 (hanya dari penjualan ternak)

Dari perhitungan sederhana diatas dapat kita simpulkan bahwa dengan memelihara 10 ekor kambing seorang peternak dapa memperoleh laba sebesar Rp 980.000/ 9 bulan. Perhitungan tersebut dengan asumsi kita tidak memperoleh kelahiran anak, asumsi ini jarang terjadi sebab biasanya 1 ekor kambing betina dewasa akan menghasilkan anak minimal 1 ekor per tahun. Pada periode berikutnya biasanya modal yang dikeluarkan akan semakin berkurang sebab biaya kandang tidak dikeluarkan lagi.

Hitung-hitung Analisa diatas hanyalah analisa secara kasar dan sederhana saja, jika kita analisis lebih mendalam maka akan ada sumber pendapatan lain seperti kotoran dan anak kambing yang dihasilkan. Jadi jangan langsung putus asa dengan melihat angka-angka pada perhitungan laba rugi di atas sebab ada beberapa faktor produksi yang bisa dioptimalkan lagi, seperti biaya tenaga kerja, jika tenaga kerja tersebut adalah anda sendiri maka biaya bisa dihilangkan, hijaun makanan ternak juga bisa dihilangkan bila anda menanam atau menyabitnya sendiri.




Share this article :
Share on fb Tweet

1 comment:

Unknown said...

Sebenernya kurang efektif jg kalau harus mempekerjakan orang..kecuali buat sampingan..
Soalnya lok d hitung2 sih biaya untuk gaji kryawan sama keuntungan yg akan d peroleh lebih besar biaya untuk gaji karyawan..hhehe