Ciri utama puyuh yang terkena penyakit berak darah ini antara lain; jengger terlihat pucat, terlihat bercak darah pada feses, tidak ada nafsu makan dan terkadang ada yang muntah darah. Pada unggas yang telah mati akibat penyakit ini akan terlihat bercak darah di seluruh organ, bahkan terlihat di bagian paha dan dada.
Penyakit berak darah ini biasanya terjadi karena tingginya kelembapan litter, pentilasi yang kurang baik dan tingginya populasi. Dapat menular dengan mudah bahkan antar kandang yang berjarak dekat atau bibit penyakit ini juga bisa menular melalui peralatan dan alas kaki petugas kandang.
Oleh karena itu untuk pencegahan pastikan kondisi litter dalam kandang dalam keadaan kering, sesering mungkin lakukan membolak balikkan litter minimal dua kali seminggu. Jaga populasi puyuh dalam keadaan normal, usahakan sirkulasi udara berjalan baik. Selain itu gunakanlah peralatan minum puyuh yang baik, lakukan sanitasi terhadap setiap peralatan baru dan petugas yang akan masuk kandang.
Penyakit berak darah ini dapat diobati dengan pemberian larutan sulfanomida dan amprolium melalui air minum. Jika anda kurang memahami cara penggunaan obat ini sebaiknya hubungi petugas kesehatan ternak setempat. Obat ini dijual di toko obat hewan dengan berbagai merek dagang. Untuk mempercepat penyembuhan beri juga vitamin A dan K secara bersamaan. Pada dasarnya mencegah jauh kebih baik daripada mengobati, oleh karena itu protektif-lah dalam menjaga kebersihan kandang, jangan biarkan sembarangn orang masuk walaupun sekedar ingin melihat-lihat.
Penyakit ini sering juga disebut dengan koksidiosis, disebabkan oleh protozoa dan dapat menular dengan mudah. Berak darah dapat menyerang semua unggas; puyuh, ayam, itik/ bebek, angsa, kalkun dan lainnya. itulah sedikit penjelasan tentang kesehatan burung puyuh yang dapat saya bagikan kali ini, semoga bermanfaat.
baca juga: cara beternak puyuh dari hari ke hari