Fenomena bisnis peternakan dari dulu hingga sekarang hanyalah masalah kecepatan produksi, dulu kala sebelum ditemukan bioteknologi tingkat tinggi terkait reproduksi dan pertumbuhan maka secara alamiah masa produksi/ panen ternak sangatlah lama. Coba anda perhatikan ayam kampung yang hanya diberi pakan dari makanan sisa atau beras dan jagung saja, maka untuk mencapai berat 1 Kg saja akan dibutuhkan masa budidaya minimal selama 8 bulan, itupun kalau lingkungan dan kesehatan ternak ayam kampung peliharaan sangatlah baik.
Sekarang, berkat teknologi di bidang produksi ternak yang sangat maju maka masa panen bisa dipangkas sedemikian rupa hingga 1 bulan budidaya bisa panen, contohnya pada ayam broiler. Teknologi rekayasa genetis pada ayam broiler dengan merekayasa genetis serta injeksi hormon-hormon pertumbuhan menyebabkan ayam broiler memeiliki daya pertumbuhan yang sangat cepat, dalam 1 bulan beratnya bisa mencapai 1 Kg bahkan lebih.
Pertanyaannya bagaimana dengan teknologi rekayasa genetis pada ayam petelur? Bisa dikatakan bahwa penerapan bioteknologi pada produksi ayam petelur tidak se ekstrim pada ayam broiler. Hal ini menyebabkan masa produksi ayam petelur cukup lama hampir separoh dari ayam kampung. Lamanya masa ini membuat banyak peternak kita mencari cara untuk memprcepat ayam bertelur, tapi sayang cara alami tidak akan pernah ada untuk mempercapat periode ayam pertumbuhan ayam petelur (starter, grower dan layer).
Namun demikian berdasarkan analaisa kebutuhan pakan agar ayam dapat bertelur secara optimal maka peternak tetap bisa menggunakan kombinasi pakan yang memenuhi kecukupan gizi bagi ternak ayam petelur untuk dapat bertelur dengan baik dan optimal. Beriku ini susunan zat makanan yang dibutuhkan bagi ayam petelur:
Dari tabel diatas kita bisa menyesuaikan bahan pakan yang cocok dikombinasikan pada setiap periode pertumbuhan ayam petelur, semisal saja pada periode (masa) starter (umur 0 - 4 minggu) maka seekor anak ayam petelur membutuhkan karbohidrat sekirat 3000 kkl/ kg protein kasar 20%, serat kasar 5%, abu 5%, kalsium, 1% dan fosfor sekitar 0,5%. Dari komposisi kebutuhan tersebut maka kita dapat menyusun pakan anak ayam petelur sedemikian rupa agar memenuhi standar kebutuhan nutrisi pada ayam petelur. Dengan cara ini maka peternak diharapkan mampu meningkatkan poduksi telur secara optimal, kecepatan bertelur bukanlah utama dan target dalam budidaya, yang terpenting adalah kesehatan ternak serta kualitas telur yang dihasilkan.
Adapun sumber-sumber bahan makanan ayam peteleur sesuai kebutuhan nutrisi diatas:
- Karbohidrat : Jagung, sagu dan umbi-umbian (talas)
- Protein kasar: bungkil kedelai, ampas tahu, dan tepung ikan / tulang
- serat kasar: Dedak, bekatul, dll
- lemak kasar: bungkil kelapa, minyak nabati dan lain-lain
- Abu: Tepung ikan, tulang.
- fosfor: Tepung tulang, tepung ikan
No comments:
Post a Comment