Penyakit tetelo/ ND ini mudah menular dari satu puyuk ke lainnya, bahkan dapat menular antar unggas berbada jenis seperti dari ayam ke puyuh atau sebaliknya. Virus ini dapat menular melalui udara sejauh 5 KM, melalui alat transportasi, peralatan kandang, petugas kandang, bahkan melalui karung makanan sekalipun. Penularannya juga sangat cepat.
Keterlambatan, kegagalan atau tidak vaksinasi puyuh merupakan penyabab utama kegagalan budidaya burung puyuh. Oleh karena itu, sebagai peternak kita harus mematuhi jadwal dan prosedur vaksinasi ND yang telah ditetapkan oleh petugas kesehatan ternak. Umumnya vaksinasi ND secara tetes dilakukan pada minggu pertama – kedua umur DOQ (anak puyuh). Setelah itu juga dilakukan vaksinasi ulang melalui air minum. Program ini sangat penting dah harus diikuti setiap peternak unggas sebagai tindakan prefentif untuk menghindari kerugian.
Ciri utama penyakit tetelo / ND ini antara lain: sesak nafas, ada bercak darah pada kotoran, bergerak melingkar dan jatuh, ngorok pada puyuh, dan lain-lain. pada puyuh yang telah mati akan terlihat bercak-bercak pendarahan pada tembolok, da nada peradangan pada saluran pernafasan. Hal ini dapat dilihat secara jelas bila puyuh yang telah mati tersebut dibedah, jika kita ragu dan kurang faham coba bawa puyuh tersebut pada petugas kesehatan ternak setempat untuk dilakukan diagnose yang akurat.
Tetelo atau ND pada puyuh dan unggas lainnya dapat dicagah namun sulit untuk diobati. Pencegahan paling utama adalah vaksinasi yang tepat. Selain itu sanitasi lingkungan, kandang, peralatan dan petugas kandang juga harus dilaksanakan seteliti mungkin. Lakukan pengapuran kandang 2 minggu sebelum DOQ masuk, dan semprot kandang dengan formalin seminggu sebelum DOQ puyuh masuk dengan kadar 1 : 5000 liter, atau 0,1 : 5 liter. Sanitasi juga dilakukan terhadap peralatan kandang, setiap orang yang keluar atau masuk kandang harus dibersihkan dengan disinfektan terutama alas kaki dan tangan. Pastikan bahwa anak puyuh yang anda beli berasal dari perusahaan yang sudah bebas dari ND, untuk itu jangan sembarangan dalam membeli bibit puyuh.
Jika ada puyuh dengan gejala ND maka sebaiknya segera di potong, dagingnya dapat dikonsumsi dengan syarat harus dimasak hingga matang. Sisa-sisa pemotongan harus dikubur jauh dari kandang dan ditaburi dengan kapur. Puyuh yang sudah mati akibat tetelo harus dikubur, tidak boleh dijadikan sebagai pakan ikan. Itu semua hanyalah sebagai tindakan kewaspadaan dan upaya pengendalian hama penyakit unggas sebagai salah satu sumbangsih dan tanggung jawap pengusaha ternak puyuh terhadap kesehatan lingkungan.
Demikianlah tulisan singkat tentang penyakit ND/ tetelo pada burung puyuh ini, semoga bermanfaat. Sampaikan kritik saran melalui form komentar, terima kasih.