Optimalisasi Keuntungan Ternak Ayam Broiler Dengan Efisiensi Pakan (FCR)


Ternak ayam broiler mampu memebri keuntungan jika kita bisa mengoptimalisasi penggunaan pakan. Mengapa hanya pakan? Karena alokasi biaya terbesar pada budidaya ayam pedaging ini terletak pada biaya pakan. Biaya pakan hampir 75 % dari total biaya yang dikeluarkan per periode. Oleh karena itu jika kita ingin mendapat laba maka harus pintar-pintar dalam memberi pakan.

Baik sistem kemitraan maupun mandiri teknik pemberian  pakan harus benar-benar diperhatikan. Bagi anda yang memelihara ayam broiler dengan sistem kemitraan, mungkin metode pemberian pakan sudah diajarkan oleh technical service dari pihak perusahaan inti, namun bagi anda membudidayakan broiler secara mandiri tentu saja harus menerapkan metode sendoro secara otodidak atau membaca dari buku-buku praktis tentang tata cara ternak ayam pedaging ini.

Pada dasarnya baik itu budidaya broiler kemitraan maupun mandiri tetap saja ada kemungkinan ketidak efisienan dalam memberi makan ayam. Serajin apapun technical service datang ke kandang tetap saja ada kemungkinan para pekerja kandang melakukan kelalaian. Oleh karena itu perlu pemanfaatan alat dimana dapat mengontrol pemberian pakan hingga lebih efisien. Dalam hal ini saya memang lebih mengedepankan penggunaan alat-alat kandang modern, baik temapt pakan maupun temapt air minum ternak. 

FCR singkatan dari Feed Conversion Ratio, artinya perbandingan jumlah makanan total per periode dengan berat panen total. Semakin kecil tingkat FCR maka semakin besar laba yang dapat diperoleh peternak broiler. Contohnya; dalam satu kandang anda memiliki 5000 ekor ayam, dalam 1 periode anda bisa mendapat total panen sebanyak 7,5 ton, dan menghabiskan pakan sebanyak 10 ton. Dari ambaran tersebut maka tingkat FCR anda adalah 10 dibagi 7,5 atau sama dengan 1,33 (masih termasuk bagus).

Nilai FCR terbaik adalah 1, dapat diartikan pemberian pakan yang sanagat efisien dimana 1 kg pakan dapat menjadi 1 kg ayam broiler. Selama saya mengamati ternak ayam pedaging belum pernah ada peternak yang berhasil mendapat tingkat FCR = 1, anda juga tidak perlu repot-repot mencarinya sebab secara logika itu tidak akan pernah ada. Nilai FCR masih bisa dikategorikan baik (tacking profit) adalah antara 1, 2  hingga 1, 7 ada juga perusahaan inti yang menagtakan antara 1,2 hingga 2 namun intinya semakin kecil tingkat FCR maka semakin besar laba akan diperoleh peternak.

Singkat kata berikut ini sedikit cara untuk efisiensi pemberian pakan pada ternak ayam broiler:
  1. Untuk ayam broiler umur dibawah 2 minggu harus sedikit demi sedikit. Jika langsung diberi dalam jumlah banyak di tempat pakannya bisa dipastikan banyak pakan akan terbuang (sisia). Memang masa ini adalah masa yang paling merepotkan dalam kegiatan budidaya broiler.
  2. Untuk broiler diatas 2 minggu sudah bisa diberi pakan dalam jumlah banyak di tempat pakannya. Namun ingat jumlah pakan haruslah rasional, jangan karena anda seorang pemalas maka anda memberi pakan hanya sekali sehari dalam jumlah banyak di temapt pakan. Paling penting diterapkan adalah manajemen waktu memberi makan dan penggunaan peralatan pakan dan minuman yang modern. Ingat harga pakan yang terbuang (berjatuhan dari kandang) pasti lebih besar dari harga sebuah temapt makanan ayam otomatis (modern). 
penggunaan pakan pada ayam broiler

Itulah dua tips paling penting diterapkan dalam efisiensi pemberian pakan untuk optimalisasi keuntungan ternak ayam broiler di tiap periode. Lebih kurangnya mari kita diskusikan di halaman ini melalui form komentar yang ada. 


Kemitraan Ayam Potong (Broiler) Lebih Menguntungkan


Kendala utama dalam budidaya ternak ayam potong ada pada sistem pemasaran. Jika kita memelihara ayam broiler tentu saja jumlahnya minimal 100 ekor (standard isi 1 box DOC broiler). Hewan ternak ini tumbuh begitu pesat, pertambahan berat badan sangat cepat. Umur 30 hari berat badan seekor ayam broiler dapat mencapai 1 Kg lebih (siap dipasarkan). Jika pertumbuhan merata dan tingkat mortalitas 0% maka dari DOC 1 box anda harus menjual 100 ekor sekaligus pada masa panen. Bagaimana jika pemasarannya tidak ada sistem yang pasti, atau tanpa pelanggan? tentu saja anda akan kerepotan untuk menjual ayam tersebut sekaligus dalam sehari.

Perlu diingat bahwa biaya paling besar dalam budidaya broiler terletak pada biaya pakan, jika sehari saja anda terlambat dalam pemasaran maka harus mengeluarkan biaya pakan yang cukup besar. Oleh karena itulah hadir sistem kemitraan ayam potong. Dimana pada sistem kemitraan ini sistem pemasaran menjadi lebih terjamin karena dikelola dengan baik oleh pihak Inti. 

Dalam sistem kemitraan ada yang disebut sebagai inti (perusahaan inti); berkewajiban sebagai penyuplai DOC, pakan, dan obat-obatan ternak. Selain itu mereka juga menyediakan technical service untuk mendapingi peternak dalam membudidayakan ayam broiler serta menjamin pemasaran hasil budidaya. Sebagai peternak kita disebut sebagai plasma, adapun kewajiban plasma dalam kemitraan ayam broiler; menyediakan lahan, kandang dan memelihara ternak sesuai dengan petunjuk sistem budidaya ayam potong yang ditetapkan pihak inti. 

Saya mengatakan bahwa budidaya ayam broiler dengan sistem kemitraan ini lebih menguntungkan daripada kita melaksanakan usaha budidaya secara mandiri adalah karena:
  1. Sistem pemasaran lebih terjamin dengan harga kontrak
  2. Pemeliharaan menjadi lebih mudah karena kita didampingi oleh ahli yang dikirim pihak perusahaan inti dalam melakukan kegiatan budidaya.
  3. Harga panen broiler lebih stabil karena harga yang berlaku adalah harga kontrak.
Itulah keuntungan utama melakukan usaha budidaya ternak dengan sistem kemitraan. Jika kita melakukannya secara mandiri tentu saja pemasaran sangat bergantung pada banyaknya relasi yang kita miliki di pasar. Harga tergantung pada harga pasar, jika harga lagi naik kita bisa untung besar namun jika harga ayam lagi turun maka kita juga bisa rugi besar. 

Syarat kemitraan ayam broiler

Saat ini ada banyak perusahaan inti untuk budidaya ayam broiler, syarat untuk menjadi plasma sebuah kemitraan cukup beragam. Untuk menjadi gambaran, salah satu kemitraan ayam potong di daerah saya menetapkan syarat sebagai berikut:
  1. Plasma harus memiliki luas lahan dan kandang untuk budidaya broiler kapasitas 5000 ekor (minimal)
  2. Lokasi kandang dapat dijangkau dengan kendaraan roda 4
  3. Mengurus perijinan usaha peternakan sendiri
  4. Menandatangani kontrak.
ayam broiler

Dari gambaran diatas saya yakin anda sudah memahami garis besar tentang usaha budidaya ternak broiler. Jika anda memiliki pertanyaan tentang kemitraan dan ingin berdiskusi sebelum mulai terjun ke investasi ayam potong ini silahkan hubungi kami melalui contact, atau bisa juga melalui form komentar halaman ini.